Kamis, 08 Desember 2011

kepemimpinan wanita


Tugas kelompok
Nama : Nur Syahidah & Rukmanasari
Nim   :30600109034 & 30600109032
Tema  : Perempuan Kepala Negara
          (Sebuah kajian hadis)  


 

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Pada zaman jahiliyah, kaum perempuan tidak mempunyai kedudukan yang setara dengan laki-laki bahkan perempuan lebih hina daripada sampah. Orang tua merasa malu jika melahirkan bayi perempuan, maka mereka segera mengubur hidup-hidup bayi tersebut karena dianggapnya sebagai pembawa sial. Tidak hanya itu, perempuan juga dijadikan sebagai harta waris yang bisa diwariskan kepada anak bahkan dijual kepada orang lain jika suaminya sudah bosan terhadapnya.
Pada zaman Rasulullah SAW, perempuan diangkat derajatnya oleh Islam. Salah satu buktinya yaitu perempuan dijadikan sebagai salah satu nama surah dalam Al-Quran yakni surah an-Nisa’. Sedangkan dalam hadis, Rasulullah menyatakan bahwa kita harus menghormati atau memuliakan ibu (perempuan) tiga kali dibandingkan ayah (laki-laki). Selain itu, perempuan juga diizinkan untuk turut serta dalam perang. Kaum perempuan bertugas untuk merawat pasukan yang terluka.
Di zaman modern ini, perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu pengetahuan dan berkiprah dalam dunia publik. Namun, adanya teks-teks normatif memberikan beberapa interpretasi tentang boleh tidaknya kaum perempuan berkiprah dalam urusan publik.
Sehubungan dengan hal itu, timbul pertanyaan, “Apakah perempuan dapat menjadi kepala negara dan bagaimana hal tersebut jika ditinjau dari segi perspektif hadis?” pertanyaan tersebut akan terjawab setelah kita menganalisa isi makalah ini.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami selaku penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana perempuan sebagai kepala negara dalam perspektif hadis?
2.      Bagaimana syarah hadis tentang perempuan sebagai kepala negara?


resensi adh-dhaifah


BAB I
PENGANTAR

A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu Hadis kian hari makin melesat, terukur dari makin ramainya karangan-karangan Ulama yang berkisar tentang permasalahan-permasalahan dunia Hadis. Hal tersebut menjadi sebuah trend positif ulama kala itu, dengan modal semangat membara dan kehausan akan ilmu pengetahuan.
 Memanfaatkan usia sehat dan karunia waktu yang Allah berikan dengan mempelajari ilmu-ilmu syariat yang bersumber dari manusia terbaik dengan kesungguhan dan totalitas merupakan aktivitas yang utama. Adalah Abu> ‘Abdirrah}man Muh}ammad Nas}iruddin al-Alba>ni>, seorang imam yang telah mencuplik secercah cahaya yang mengoreksi kembali hadis-hadis d}a’if yang berkembang di mayarakat kemudian beliau kumpulkan di dalam kitabnya Silsilah al-Ahadis\ ad}-D{a’ifah

B.     Rumusan Masalah
1.      Siapa Alba>ni>?
2.      Seperti apa kitab Silsilah al-Ahadis\ ad}-D{a’ifah ?